Benarkah BI Memblokir 1.702 Rekening Terkait Penipuan Transfer Rekening via SMS?

INFO : Penipuan baru – please share
BI sudah memblokir 1.702 rekening yg disinyalir merupakan rekening utk menampung hasil kejahatan dgn nilai 3.2 Milliar (baca detik.com).

  1. Sms minta pulsa, sms transfer ke rekening tertentu
    Ini sdh ber-evolusi menjadi : sms masuk dgn kalimat : hi ini siapa ya ? Atau sms minta nama dan alamat seolah mau kirim undangan nikah, Yg membuat orang iseng sms balik utk tanya balik dan dgn otomatis akan register content (2000 rb/sms) setiap hari kena potong.
  2. Sms nawarin e-ticket pesawat dgn harga murah: jika kita terjebak, mereka akan tanya nama, umur, tujuan dan data detail, mereka akan book sesuai permintaan dan dia akan minta kita check sendiri ke maskapai utk menyakinkan nama kita sdh ter-booked di salah satu penerbangan, setelah kita check dan memang benar sdh ter-booked, mereka akan minta kita bayar, setelah bayar maka mereka akan langsung cancel ke maskapai yg sdh kita book, dan akhirnya kita tdk akan dapat ticket tsb.
  3. Sms penawaran hp atau electronic murah : sama modus nya, begitu kita reply sms nya kita akan otomatis ter-register content dan akan terpotong 2 rb/ sms setiap hari kena potong.
  4. Pura-pura telepon salah sambung dan missed call, mereka akan sms minta maaf bahwa sudah salah telepon, kalo kita iseng ladenin sms bilang gakpa2, maka otomatis akan ter-register content lagi yg kena 2 rb/ sms setiap hari kena potong

Status: Tidak Benar

Penjelasan:

Tidak benar bahwa ada berita mengenai pemblokiran disebutkan 1.072 rekening, yang benar adalah 1.075 rekening yang terbukti dimiliki oleh penipu transfer rekening via sms.

Source: tipsh4re.blogspot.com

Berikut ini berita lengkapnya:

Jakarta – Penipuan transfer rekening melalui pesan singkat (Short Messages Service/SMS) semakin marak. Selama 2011, Bank Indonesia (BI) menerima 1.084 laporan penipuan transfer rekening via SMS.

Sebagai bentuk tindak lanjutnya sebanyak 1.075 rekening yang terbukti milik penipu akhirnya dibekukan.

Demikian disampaikan Ketua Tim Mediasi Perbankan Bank Indonesia Sondang Martha Samosir dalam penjelasannya kepada detikFinance di Jakarta, Jumat (6/1/2012).

“Sebagai bentuk tindak lanjut atas makin maraknya pengiriman SMS kepada masyarakat yang diduga merupakan salah satu bentuk penipuan dengan menggunakan rekening bank yang diduga dibuka dengan menggunakan identitas tidak benar diperoleh data laporan mencapai 1.084 laporan,” ungkap Sondang.

“Adapun sebanyak 1.075 rekening diblokir dan dana nasabah senilai Rp 3,146 miliar berhasil diselamatkan,” imbuhnya.

Lebih jauh Sondang mengatakan terdapat modus baru penipuan Via SMS. Yakni melalui penipuan bermodus layanan tiket pesawat.

“Kami juga mendapat masukan dari masyarakat mengenai mulai maraknya upaya penipuan bermodus layanan pemesanan tiket pesawat via SMS. Awalnya sindikat tersebut menyebarkan info melalui SMS ke nomor HP masyarakat yang isinya penawaran layanan pemesanan tiket pesawat dengan harga murah,” kata Dia.

“Bila ada masyarakat yang merespons dengan menghubungi nomor HP dimaksud, maka si aktor akan menanyakan tujuan dan tanggal keberangkatan. Setelah itu dia akan meminta masyarakat memberikan informasi nama yang akan tertera di tiket,” tambah Sondang.

Biasanya mereka juga menanyakan umur. Kemudian mereka akan menginformasikan ke calon korban code booking pesawat.

“Kalau masyarakat melakukan recheck code booking tersebut ke maskapai penerbangan yang menerbitkannya, memang benar code booking tersebut ter-booked sesuai dengan nama mereka. Kemudian atas dasar code booking tersebut si aktor akan meminta masyarakat melakukan pembayaran via transfer ke rekening bank yang mereka tunjuk. Setelah uang ditransfer, sepertinya sindikat tadi akan membatalkan pesanan tiket yang sudah ter-booked,” jelasnya lagi.

Hasilnya, sampai waktu keberangkatan, masyarakat tidak akan pernah dapat tiket yang mereka pesan. Sondang menjelaskan sewaktu masyarakat melakukan konfirmasi ke si aktor, akan jadi sulit dihubungi.

“Sindikat ini juga memiliki website dan diduga masih berupaya mencari korban sehingga masyarakat perlu berhati-hati agar tidak tergiur dengan tawaran-tawaran yang tidak realistis,” tegasnya.

Redaksi,

9 Januari 2011

Leave a comment